Satisfy diartikan dalam hal kepuasan yang tidak bisa dicukupkan sedangkan content merupakan hal sebaliknya. Satisfy menginginkan terus, sedangkan content berarti berpuas diri. Mengapa hal ini penting? Karena didalam dunia ini, semua orang mengejar kepuasan dalam berbagai hal. Ada yang mengejar karier, uang, kehormatan. Jika kita mau jujur, apakah nanti ada titik puasnya? Ambil contoh : Anda ingin mempunyai uang yang sangat banyak, karena sugesti Anda berkata bahwa Anda akan puas jika mempunyai uang banyak, apakah benar? Katakanlah, suatu saat Anda sukses dan mempunyai uang yang sangat banyak, sampai-sampai sudah tak bisa dihitung lagi. Apakah pas momen tersebut Anda akan merasa puas? Saya percaya sauatu saat Anda akan merasakan ketakutan uang anda akan hilang, apa itu dihambur-hamburkan oleh keluarga atau banyak orang menginginkannya. Anda langsung melihat orang yang sederhana dan berkata bahwa orang tersebut amat nyaman, karena tidak terlalu memikirkan uang yang begitu banyak? Maka, pas saat tersebut Anda sudah tidak bisa puas. Itu baru satu contoh kecil. Jadi benarlah, Alkitab mengatakan
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya,
tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya
1 Yoh 2 : 17
tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya
1 Yoh 2 : 17
Yup, tiap hari kita mengejar keinginan kita tanpa mengembalikan semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan. Saya bukan mengatakan bahwa kita tidak boleh kaya dan nyaman! Tetapi, apakah semuanya itu dipakai untuk kemuliaan Tuhan, karena itu adalah tujuan manusia diciptakan.
Content mempunyai makna yang berbeda. Paling jelas dalam gambaran hubungan suami-isti. Masing-masing pasangan harus puas dengan pasanagannya. Tidak boleh seorang suami menginginkan istri sebnayak 5 orang. Apakah kita sering mempunyai kepuasan sejati? Puas dalam arti mengerjakan terbaik dengan apa yang Tuhan sudah karuniakan.
Kepuasan sejati hanya bisa didapatkan dalam Kristus karena Dialah yang memuaskan apa yang sebenarnya dirindukan oleh tubuh ini, yaitu kehidupan kekal selamanya dan mempunyai tujuan sesungguhnya.
Saya jadi teringat dengan Riandri, anak les saya. Dia belum pernah masuk boskop dan hanya fokus belajar dan membantu orang tua. Saya sangat ingin mengajaknya ke bioskop. Apa sih maksudnya? Saya tiap hari dan tiap minggu mempunyai keinginan yang harus dipuaskan yang padahal keinginan tersebut jika tidak tercukupi, hidup ini tetap akan berjalan normal. Misalnya, setiap minggu, saya selalu mengecek jadwal film bioskop. Jika teman saya sudah nonton dan menceritakan sedangkan saya belum nonton, kesannya tuh saya paling kuper, ataupun contoh lain, pergi ke suatu restoran. Sering juga begitu, teman-teman saya mengatakan, wah ketinggalan zaman belum mencoba restoran tersebut, padahal sebenarnya keinginan tersebut jika tak terpenuhi juga tidak apa-apa. Makanya kita harus juga banyak belajar dari anak kecil, yaitu hanya puas dan percaya pada bimbingan orang tua, seperti yang Kristus telah ajarkan
Marilah kita belajar berpuas dengan apa yang Tuhan telah karuniakan dan dapat menemukan kepuasan yang sejati di dalam Kristus!
Content mempunyai makna yang berbeda. Paling jelas dalam gambaran hubungan suami-isti. Masing-masing pasangan harus puas dengan pasanagannya. Tidak boleh seorang suami menginginkan istri sebnayak 5 orang. Apakah kita sering mempunyai kepuasan sejati? Puas dalam arti mengerjakan terbaik dengan apa yang Tuhan sudah karuniakan.
Kepuasan sejati hanya bisa didapatkan dalam Kristus karena Dialah yang memuaskan apa yang sebenarnya dirindukan oleh tubuh ini, yaitu kehidupan kekal selamanya dan mempunyai tujuan sesungguhnya.
Saya jadi teringat dengan Riandri, anak les saya. Dia belum pernah masuk boskop dan hanya fokus belajar dan membantu orang tua. Saya sangat ingin mengajaknya ke bioskop. Apa sih maksudnya? Saya tiap hari dan tiap minggu mempunyai keinginan yang harus dipuaskan yang padahal keinginan tersebut jika tidak tercukupi, hidup ini tetap akan berjalan normal. Misalnya, setiap minggu, saya selalu mengecek jadwal film bioskop. Jika teman saya sudah nonton dan menceritakan sedangkan saya belum nonton, kesannya tuh saya paling kuper, ataupun contoh lain, pergi ke suatu restoran. Sering juga begitu, teman-teman saya mengatakan, wah ketinggalan zaman belum mencoba restoran tersebut, padahal sebenarnya keinginan tersebut jika tak terpenuhi juga tidak apa-apa. Makanya kita harus juga banyak belajar dari anak kecil, yaitu hanya puas dan percaya pada bimbingan orang tua, seperti yang Kristus telah ajarkan
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobatdan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Matius 18 : 3
Matius 18 : 3
Marilah kita belajar berpuas dengan apa yang Tuhan telah karuniakan dan dapat menemukan kepuasan yang sejati di dalam Kristus!
3 komentar:
setuju hong ama postingan loe yg ini neh... kepuasan duniawi itu kayak fatamorgana dan pelangi yang nampak indah dari kejauhan, namun setelah kita kejar dan mendekat, hal indah itu gak pernah kita dapatkan karena memang gak pernah ada.
lagian zaman skrg seh orang uda bisa makan n lanjutin hidup dari hari ke hari aja juga da bagus.
busset da pendapat dr bos ini emang bener, apalagi yg bersangkutan da mengalami bnyk hal2.. wkwkwkwk!!!
wew, ini spam atau apa yah? commentnya ada yg minta nebeng gini!
Posting Komentar