Selasa, 16 Desember 2014

KETIKA JOKO MEMILIH SUSI

Jokowi sudah resmi menjadi presiden ke-7 RI. Tugas selanjutnya memilih para menteri yang berfungsi untuk membantunya didalam menjalankan roda pemerintahan. Tentu terdengar beberapa orang yang terpilih. Salah satu yang cukup mengejutkan adalah terpilihnya Susi Pudjiastuti sebagai menteri Kelautan, Maritim, dan Perikanan (KMP).  Bu Susi yang notabene seorang pengusaha penerbangan perintis, Susi Air, didaulat menjadi menteri yang dimana Pak Jokowi akan menitikberatkan pembangunan disektor ini. Bu Susi adalah wanita yang gila. Dia merokok punya tato phonix dikakinya, pernah menikah lebih dari sekali, tapi yang dilihat dari Presiden adalah kemampuan bu Susi dalam menjalankan tugas tersebut. yang lebih membuat geger adalah Bu Susi hanya lulusan SMP. Tapi dengan segala kritkan tersebut, beliau paling santer terdengar menjalankan perannya. Dulu begitu banyak penjarah ikan dibumi perairan Indonesia. Sejak kapal-kapal tersebut ditenggelamkan, maka mulai berkurang ilegal fishing. Sungguh pilihan yang jitu dari Jokowi.

Melihat hali ini, saya merefleksikan diri. Sama seperti Tuhan Yesus memanggil anakNya untuk melayani , Dia sudah benar-benar melihat kemampuan orang tersebut, Bahkan, Tuhan sendiri yang memberikan anugrah untuk melayani. Kita hanya alat-alat yang dilayakkan dan diberikan anugerah yang amat besar untuk melayani Raja diatas segala raja. Terkadang mungkin kita merasa tidak layak, tapi di Alkitab mencatatkan bahwa Tuhan sendiri yang memampukan mereka. Malah, saya yang heran kadang-kadang Tuhan kok bisa memilih orang-orang seperti ini. Padahal bisa saja Dia memilih yang lebih baik.

Abraham sudah tua dan tidak beriman
Yakub si penipu
Lea tidak menarik
Yehuda pemarah
Musa gagap
Gideon pengecut
Samson hanya mengadalkan otot
Rahab penzinah
Daud berselingkuh
Yunus keras kepala
Petrus meledak-ledak
Zakheus koruptor
Thomas peragu
Paulus punya sakit menahun
Timotius pemalu

Akhirnya saya mengerti, bahwa Tuhan memilih orang yang lemah dan tak sempurna supaya mereka dapat bergantung pada Tuhan. Jika kita merasa bisa, sombong, disaat itu kita menjadi pusat bukan mengandalkan Dia dalam melayani. Yudas Iskariot pernah diberikan kesempatan bekerja bersama-sama lebih dari tiga tahun, tapi akhirnya lebih mengikuti keinginan hatinya. Sungguh amat ironis. Ketika kita melayani, kita dimampukan melalui talenta yang sudah Dia berikan. Masalahnya, apakah kita mau dipakai oleh pencipta kita atau kita melewatkan kesempatan yang luar biasa untuk melayani Tuhan diatas segala tuhan

Biarlah hidup yang sudah berikan didalam waktu yang terbatas ini boleh kita pakai untuk memberikan sumbangsih bagi Dia dan bukan bermalas-malasan menunggu surga. Tuaian memang banyak, tapi pekerja sedikit. God bless us!

"Tidak peduli pelayanan apa yang diinginkan Tuhan untuk Anda lakukan, berada dalam pelayanan untuk melayani Yesus adalah sebuah kehormatan. Dalam beberapa hal, ini adalah pekerjaan tersulit didunia, tetapi dalam banyak hal, ini adalah pekerjaan paling membahagiakan didunia. Apa yang akan Anda lakukan jika Tuhan mengambil pelayanan Anda? Apakah Anda akan merasa lega dan mulai mencari sesuatu yang lain untuk dilakukan? Jika demikian, mungkin Anda seharusnya tidak melayani. Apakah Anda akan kabur dari pertandingan, menjadi pahit, dan berpaling dari Tuhan? Atau Anda akan mencari wajahNya dan memohon keistimewaan untuk boleh terus melayani Dia Saya berharap Anda akan mengatakan : Saaya lebih baik mati dan pergi ke Surga daripada melakukan sesuatu yang menyedihkan hati Tuhan dan membuat Saya kehilangan pelayanan Saya" - Warren Wiersbe