Jumat, 02 Oktober 2015

TAKE IT FOR GRANTED



Saya suka memainkan game coin dozer yang bisa diunduh dengan gratis di PlayStore. Game ini  seperti meja dimana ada koin-koin yang kita tuang dari atas untuk didorong umtuk masuk kembali kita dapatkan, biasa game ini sering kita liat di Fun city J . Cukup adiktif dan mengasyikkan  karena bisa dipakai untuk mengisi waktu kosong. Ketika kita diberi koin dan diberi tujuan supaya koin masuk e tengah tapi kadang-kadang koin nya kegeser ke sampan dan menjadi hilang, bahakan bukan hanya koin tapi juga hadiah-hadiah spesial yang diberikan.  Ketika  berbagai hadiah dan koin hilang maka suara “boo” seperti menghina dan mengatakan itu seharusnya kamu bisa selesaikan, tapi pada kenyataan pasti akan hilang juga dan kegeser juga ke kiri dan kanan karena terdesak koin &  hadiah yang baru.

Ini juga sering terjadi pada hidup kita. Take it for granted, sebuah pepatah dalam bahasa inggris yang berarti memperoleh seperti itu s

udah punya kita. Kita merasa layak atas hidup ini, padahal hidup ini adalah anugerah pemberian dari Tuhan. Tanpa Dia, kita tidak bisa ada disini memiliki yang mungkin sebenarnya hanya dipinjamkan untuk kita gunakan untuk kemuliaan dia. Kalu kita kehilangan sesuatu setelah berusaha yang terbaik dan memang bukan itu kehendak Dia, biarlah kita rela melepaskannya. Saya percaya pasti Tuhan Yesus menyediakan jauh  yang lebih baik daripada yang kita inginkan.

Ketika kita makan roti maka ada sekitar 1000an orang dibelakang hingga roti itu sampai ke tangan kita. Ada yang menanam gandum, membuat pupuk, pabrik roti, plastic pembungkus, gula, tepung, yang menjual, dan lain-lain. Ini contoh sederhana dimana kita tidak bisa menerima begitu saja. Ada sesuatu yang menolong kita hingga kita bisa disini sehingga kita harus berpikir bahwa hidup ini bukan tentang diri kita saja dan ya sudah mari kita jalanin hidup saja, tetapi ada suatu tujuan yang mulia  dibalik  semua ini.

Karena hidup ini adalah anugerah, bukan karena terjadi seperti begitu saja dan merasa kita layak dan berhak melakukan apa saja terhadap hidup kita, maka harus melakukan yang terbaik kepada pencipta yang memberikan tujuan yang terbaik  dalam hidup kita.  Jika kita mengerjakan yang hal-hal yang jahat dan menjadi batu sandungan  bagi orang lain, itu harus dipertanggungjawabkan di akhir hidup. Alangkah mengerikan dunia ini jika pada akhirnya tidak ada neraka. Orang akan berbuat  seenaknya sendiri dan dunia ini semakin kacau. Justru di dunia ini kita harus memancarkan kasih dan terang Kristus supaya makin orang mengenal Dia yang memberikan anugerah dan bukan karena apa yang kita “telah” dan “akan” lakukan untuk keselamatan diri di akhirat.  Jadi marilah kita menghidupi hidup ini dengan melakukan yang terbaik!