Gawatnya, orang sekarang menilai harga dirinya dari postingan mereka. Jujur dan wajar jika teman saya yang cantik dan ganteng punya like yang banyak. Kadang-kadang saya binggung mereka posting foto apa sedangkan caption nya sungguh berbeda, tetap saja banyak yang like. Sedangkan foto yang saya posting setelah saya cari angle yang baik dan juga disertai caption yang menarik tetap saja sangat sedikit yang like.
Pada suatu ketika ada anak remaja bertanya kepada saya bahwa mengapa ada teman dia yang tidak Follow dia di Insstagram bahkan like yang dia dapatkan sangat sedikit.Hati saya sedih ketika mendengar hal tersebut. Dia merasa sedih karena hal-hal tersebut. Apakah dengan yang banyak like postingan mereka dan banyak yang follow, maka mereka akan puas dan harga diri bertambah? Tentu saja tidak! Itu tidak akan memuaskan mereka. Benar apa yang dikatakan Kristus pada Perempuan Samaria
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus l untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air
Yohanes $ : 13-14
Tuhan mengatakan kepada perempuan Samaria bahwa air yang biasa itu akan membuat haus lagi. Yesuslah Air Hidup, yang memuaskan dahaga kita yang sesungguhnya. Agustinus mengatakan," Our Heart is restless untill it rests in You." Kita haus bukan dalam arti air biasa. Kita haus akan pengakuan orang, keinginan nafsu, harta, tahta, pasangan, dst. Kita seperti perempuan tersebut, mencari hal-hal yang memuaskan yang bersifat sementara. Orang yang like postingan kita cuma memuaskan sementara. Nanti beberapa lama lagi kita akan haus lagi, lalu kita akan postingan supaya lebih banyak lagi yang like. Mau sampai kapan begitu..?
Tuhanlah yang memuaskan hidup kita. Bukan dunia ini dan segala yang ditawarkan. Ini bukan omongan kosong! Abraham sungguh-sugguh mengamini hal ini. Ketika dia menyerahkan Ishak untuk dikorbankan, Dia yakin bahwa Tuhan akan menyediakan dan memlihara. Jehovah Jireh! Biarlah Tuhan sendiri yang menjadi peuasaaan bagi kita karena Dia adalah tujuan hidup kita, bukan dunia ini. Apakah kita sudah puas dengan Tuhan? Tuhan memuaskan umatNya dengan pengorbanan di kayu salib. Hal yang terbaik diberikan yaitu keselamatan bagi jiwa. Itu jauh memuaskan. Bisa bersama dia, tidak peduli apa yang dunia ini lakukan terhadap kita, karena ada Kristus bersama dengan kita. Amin!