Rabu, 01 April 2015

DILEMA JOKOWINOMIC

Sekali-kali ini saya mau cerita tentang ekonomi Indonesia yang sungguh menarik untuk dibahas. Ekonomi Indonesia pertama kali dalam sejarah dimana BBM tidak disubsidi lagi oleh pemerintah. Tindakan ini memberikan keleluasaan besar untuk pembangunan infrastruktur kira-kira sebesar 290 triliun. Uang yang selama ini dipakai untuk dibakar dan sekarang bisa dipakai untuk kemajuan bangsa. Dengan pembangunan infrastruktur yang cepat dan terarah sudah pasi ekonomi bisa merata dan diharapkan tercapainya percepatan.

Salah satu infrastruktur yang bisa dirasakan dalam waktu dekat ini adalah tol laut. Pelabuhan new port ( Kali baru)  di tanjung priuk yang dibangun diatas laut diharapkan sudah memberi efek yang baik dan menyusul 4 pelabuhan besar lain : Medan, Surabaya, Makasar, Sorong. Dengan pelabuhan yang besar maka Kapal laut besar, misalnya Panamax,
yang selama ini tidak bisa berlabuh di Indonesia, sudah bisa masuk dan membawa barang-barang impor dan ekspor lebih cepat. Misal : Iphone akan lebih cepat diterima disini dan tidak hanya menunggu dari Singapura.

Disatu pihak, pemerintah jokowi juga memberikan terobosan Penyertaan Modal Negara kepada BUMN. Dengan hal ini, diharapkan BUMN bisa lebih maju dan ekspansi sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Ada juga pelayanan Investasi satu pintu yang membuat kemudahan berinvestasi. Mudah-mudahan asing bisa mudah berinvestasi karena selama ini biang kerok permasalahan adalah lamanya birokrasi.

Kekurangan yang saya rasa beberapa diantaranya pengejaran pajak. Rakyat kali ini merasa pemerintah seakan-akan mengejar setoran dengan berbagai macam hal sedangkan dampak pajak yang dibayarkan masi sedikit. Masih banyak tindakan korupsi yang merugikan negara dan rakyat sudah bosan melihat hal-hal ini. Jokowi harus punya ketegasan mengenai masalah hukum dan korupsi. KPK sampai sekarang dilemahkan dan tidak berdaya menghadapi koruptor setelah kasus Polisi versus KPK. Berikutnya adalah Jokowi amat gemar memberikan posisi jabatan posisi penting di BUMN kepada tim suksesnya. Memang mereka tidak dapat posisi dalam bagi-bagi kue di kementerian tetapi apakah dengan memberikan mereka posisi misalnya komisaris di BUMN bisa meningkatkan kinerja perusahaan atau mendapat gaji buta dan numpang nama. Ini masih butuh waktu untuk menduga hal ini.

Hal lainnya pelemahan rupiah. Ini dirasakan setelah dolar yang menguat karena semakin membaiknya perekonomian Amerika. Orang-orang yang dulu berinvestasi di emerging markets berangsur-angsur melarikan dana ke negeri paman Sam karena melihat adanya perbaikan ekonomi disana ditambah banyaknya spekulan yang mencoba mencari untung dalam kondisi demikian.

Dengan berbagai macam kesusahan tadi, bukan menyebabkan kita pesimis. Justru kita harus optimis melihat ekonomi negeri sendiri. Index bursa Indonesia terus memecahkan rekor tertingginya yang membuktikan semakin membaik ekonomi sini. Maju terus ekonomi Indonesia!

Tidak ada komentar: